Bersyukur Cenderung Sehat, Mengeluh Rentan Penyakit

Bersyukur Cenderung Sehat,  Mengeluh Rentan Penyakit

Berikut beberapa referensi yang relevan:

1. Al-Qur’an dan Hadis

• Al-Qur’an, Surah Ibrahim (14:7): "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
  → Ayat ini menunjukkan bahwa bersyukur mendatangkan tambahan nikmat, termasuk kesehatan.
• Hadis Riwayat Muslim: "Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin! Sesungguhnya segala perkaranya itu baik, dan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu baik baginya."
  → Sikap syukur membuat seseorang lebih tenang dan tidak mudah stres, yang berpengaruh pada kesehatan.

2. Kajian Ilmiah

• Penelitian oleh Emmons & McCullough (2003) dalam jurnal Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa orang yang rutin bersyukur memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, tidur lebih nyenyak, dan lebih bahagia dibanding mereka yang sering mengeluh.
• Studi di Harvard Medical School menunjukkan bahwa rasa syukur dapat mengurangi stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menurunkan risiko penyakit jantung.
• Psikolog Robert A. Emmons menjelaskan bahwa bersyukur mengurangi hormon stres (kortisol) dan meningkatkan hormon kebahagiaan (dopamin & serotonin), yang berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik.

3. Kesehatan Mental dan Fisik

• Mengeluh berlebihan dapat meningkatkan kadar stres, menyebabkan tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, dan melemahkan sistem imun.
• Sebaliknya, bersyukur dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis, mengurangi kecemasan dan depresi, serta membantu pemulihan lebih cepat dari penyakit.

Kesimpulannya, sikap syukur memiliki dampak positif pada kesehatan, baik secara spiritual maupun ilmiah, sementara kebiasaan mengeluh justru dapat memperburuk kondisi fisik dan mental.