Kita Cukup Jalani Hidup Sekarang, Selebihnya Urusan Allah
Manusia sering kali terbebani oleh kekhawatiran tentang masa depan dan penyesalan atas masa lalu. Padahal, Islam mengajarkan bahwa tugas kita adalah menjalani hidup saat ini dengan sebaik-baiknya, sedangkan hasil akhirnya adalah urusan Allah.
Dalil dari Al-Qur’an
Allah telah menjamin rezeki dan kehidupan setiap makhluk-Nya.
- Rezeki Sudah Dijamin oleh Allah
وَمَا مِنْ دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍۢ مُّبِينٍۢ
Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīn.
"Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
(QS. Hud: 6)
Ayat ini mengajarkan bahwa rezeki sudah menjadi tanggung jawab Allah. Tugas kita hanya berusaha, tanpa perlu terlalu khawatir akan hasilnya.
- Tawakal kepada Allah
وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا
Wa tawakkal 'alallāh, wa kafā billāhi wakīlā.
"Dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai Pelindung."
(QS. Al-Ahzab: 3)
Ayat ini menegaskan bahwa dalam segala urusan, kita cukup menjalankan peran kita, sementara hasil akhirnya kita serahkan kepada Allah.
- Jangan Terlalu Khawatir dengan Masa Depan
وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ
Wa 'indahū mafātihu al-ghaibi, lā ya'lamuhā illā hu.
"Dan di sisi-Nya kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya selain Dia sendiri."
(QS. Al-An’am: 59)
Ini menunjukkan bahwa masa depan adalah urusan Allah. Tidak perlu menghabiskan waktu dengan kekhawatiran yang tidak pasti.
Hadis Nabi
- Hadis tentang Tawakal
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
"Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang."
(HR. Tirmidzi no. 2344)
Hadis ini menggambarkan bahwa burung tetap keluar mencari makan, tapi tidak pernah cemas akan rezekinya. Manusia pun seharusnya begitu: berusaha, lalu bertawakal.
- Hadis tentang Takdir
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ
"Apa yang telah ditakdirkan untukmu tidak akan meleset darimu, dan apa yang bukan takdirmu tidak akan pernah menimpamu."
(HR. Abu Dawud no. 4699)
Hadis ini mengajarkan agar kita tidak terlalu khawatir dengan hal yang belum terjadi, karena semua sudah diatur oleh Allah.
Kisah Inspiratif
1. Kisah Abdullah bin Mas’ud
Suatu hari, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu melihat seseorang yang sangat cemas akan masa depannya. Ia berkata:
"Jika kamu menghabiskan waktumu untuk memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi, maka kamu telah menyia-nyiakan hidupmu. Tapi jika kamu fokus memperbaiki hari ini, maka masa depanmu akan terjaga."
Kisah ini mengajarkan bahwa terlalu banyak memikirkan hal yang di luar kendali hanya akan membuang waktu. Yang terbaik adalah fokus menjalani hari ini dengan baik.
2. Kisah Seorang Petani dan Rezeki Allah
Seorang petani sederhana di desa selalu tampak tenang dan bahagia. Suatu hari, seseorang bertanya, "Mengapa engkau tidak pernah khawatir tentang gagal panen atau kemiskinan?"
Petani itu tersenyum dan menjawab, "Saya menanam dan merawat tanaman saya dengan baik. Selebihnya, Allah yang menentukan. Jika gagal, saya tetap bersyukur, karena itu berarti Allah punya rencana lain untuk saya."
Jawaban ini mencerminkan sikap tawakal yang benar. Manusia hanya bertugas berusaha, sementara hasilnya adalah keputusan Allah.
Kesimpulan
- Hidup ini bukan untuk terus mengkhawatirkan masa depan, tetapi untuk menjalani hari ini dengan sebaik-baiknya.
- Rezeki, jodoh, dan takdir sudah diatur oleh Allah. Kita hanya perlu berusaha dan bertawakal.
- Jika kita terlalu sibuk mengkhawatirkan hal yang belum terjadi, kita akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki hari ini.
Maka, cukup jalani hidup dengan ikhlas dan penuh usaha, karena selebihnya adalah urusan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar