Laqadja akum rasulum


web stats

Kamis, 26 Desember 2024

Sudut pandang Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) dan tasawuf

Sudut pandang Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) dan tasawuf

 memiliki hubungan erat dalam Islam, meskipun masing-masing memiliki fokus yang khas. Berikut penjelasan lengkapnya:

Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja)

Aswaja merupakan jalan tengah dalam beragama, berpegang pada ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dengan menghindari ekstremitas.

Karakteristik Aswaja

1. Akidah:

Berlandaskan pemahaman Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi.

Fokus pada Tauhid Rububiyyah (keesaan Allah), Uluhiyyah (hanya Allah yang berhak disembah), dan Asma wa Sifat (meyakini sifat Allah sesuai Al-Qur'an dan Hadis tanpa tasybih atau menyerupakan).



2. Fiqih:

Mengikuti salah satu dari empat mazhab: Hanafi, Maliki, Syafi'i, atau Hanbali.

Mengutamakan dalil syar'i dari Al-Qur'an, hadis, ijma', dan qiyas.



3. Etika dan Moderasi:

Menjaga keseimbangan antara tekstual (nash) dan rasional dalam memahami agama.

Menolak radikalisme dan liberalisme yang menyimpang dari kaidah Islam.



4. Persatuan Umat:

Menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyyah, menjauhi perselisihan, dan memerangi bid'ah yang merusak akidah.





---

Tasawuf

Tasawuf adalah cabang spiritual Islam yang menitikberatkan pada penyucian jiwa, penghayatan cinta kepada Allah, dan pendekatan ruhani kepada-Nya.

Karakteristik Tasawuf

1. Akhlak dan Tazkiyah:

Menanamkan sifat-sifat mulia (seperti ikhlas, tawadhu, sabar) dan membersihkan sifat tercela (seperti riya, hasad, sombong).

Bertujuan mencapai maqam ihsan: "Menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya."



2. Pendekatan Ruhani:

Menghidupkan zikir, wirid, dan muhasabah (introspeksi diri).

Mengikuti tarekat yang sahih sesuai syariat, seperti Qadiriyah, Naqsyabandiyah, atau Syadziliyah.



3. Keseimbangan Dunia-Akhirat:

Tidak meninggalkan dunia, tetapi menjadikannya sarana menuju keridhaan Allah.

Menganggap dunia sebagai "ladang amal" untuk bekal akhirat.





---

Hubungan Ahlussunah wal Jamaah dan Tasawuf

1. Keselarasan Prinsip:

Tasawuf dianggap sebagai dimensi spiritual Aswaja, sesuai dengan akidah dan syariat.

Tasawuf murni tidak boleh menyimpang dari Al-Qur'an dan hadis.



2. Tasawuf dalam Kerangka Syariat:

Aswaja mendukung tasawuf yang sesuai syariat dan menjauhi perilaku ghuluw (berlebihan), seperti keyakinan yang bertentangan dengan Tauhid.



3. Peran Imam Al-Ghazali:

Al-Ghazali menyatukan fiqih, akidah, dan tasawuf melalui kitabnya, seperti Ihya Ulumuddin. Beliau menunjukkan bahwa tasawuf yang benar harus berlandaskan syariat.





---

Kesimpulan

Ahlussunah wal Jamaah memberikan kerangka akidah dan syariat Islam, sedangkan tasawuf melengkapinya dengan dimensi ruhani. Keduanya saling mendukung dalam membentuk muslim yang seimbang, yaitu kuat dalam akidah, taat dalam ibadah, dan mulia dalam akhlak. Kombinasi ini menghasilkan umat yang moderat, toleran, dan memiliki hubungan mendalam dengan Allah SWT.

Tidak ada komentar: