Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim adalah dua ulama besar
dalam sejarah Islam yang berperan penting dalam penyebaran ilmu agama, reformasi pemikiran, dan perbaikan praktik keagamaan umat Islam pada masa mereka. Berikut adalah kisah dan kontribusi mereka:
Ibnu Taimiyah (661 H/1263 M – 728 H/1328 M)
Riwayat Singkat
Nama lengkap: Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim bin Taimiyah.
Lahir di Harran (kini bagian dari Turki) pada masa keruntuhan Kekhalifahan Abbasiyah akibat serangan Mongol.
Keluarga Ibnu Taimiyah dikenal sebagai keluarga ulama. Ayahnya, Abdul Halim, adalah seorang ahli fikih dan tafsir.
Karya dan Pemikiran
Ibnu Taimiyah dikenal sebagai seorang ahli tafsir, fikih, hadis, dan teologi. Ia juga dikenal karena keberaniannya menyuarakan kebenaran dan menentang praktik-praktik yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam.
Prinsip utama pemikirannya adalah kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah serta meninggalkan tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan keduanya.
Ia mengkritik penyimpangan dalam tasawuf, seperti praktek bid'ah, kultus terhadap wali, dan takhayul.
Menulis banyak karya, di antaranya "Majmu' Fatawa", "Kitab Al-Ubudiyah", dan "Dar' Ta'arudh Al-Aql wa An-Naql".
Perjuangan dan Ujian
Ibnu Taimiyah kerap dipenjara karena pandangannya yang dianggap kontroversial, terutama dalam menentang syirik dan taklid buta.
Meski sering dipenjara, ia tetap produktif menulis karya-karyanya di balik jeruji besi.
Ibnul Qayyim (691 H/1292 M – 751 H/1350 M)
Riwayat Singkat
Nama lengkap: Muhammad bin Abu Bakr bin Ayyub Az-Zar’i, dikenal sebagai Ibnul Qayyim Al-Jauziyah.
Lahir di Damaskus, Suriah. Ayahnya adalah pengurus sekolah Al-Jauziyah, sehingga ia mendapatkan pendidikan keislaman sejak dini.
Ia adalah murid terkemuka Ibnu Taimiyah dan sangat dipengaruhi oleh pemikiran gurunya.
Karya dan Pemikiran
Ibnul Qayyim adalah ulama yang menguasai berbagai cabang ilmu seperti fikih, tasawuf, teologi, dan pengobatan Islami.
Ia menulis banyak buku yang menjadi rujukan hingga kini, di antaranya:
"I’lam Al-Muwaqqi’in" (tentang prinsip hukum Islam),
"Madarij As-Salikin" (tentang akhlak dan tasawuf),
"Zad Al-Ma’ad" (tentang sirah Nabi dan pengobatan Islami),
"Tibbun Nabawi" (pengobatan Nabi).
Pemikirannya berfokus pada memperbaiki akidah dan menjelaskan ajaran Islam berdasarkan dalil yang sahih.
Hubungan dengan Ibnu Taimiyah
Ibnul Qayyim sangat setia pada Ibnu Taimiyah, bahkan ikut dipenjara bersama gurunya karena mendukung pandangan-pandangan yang dianggap kontroversial oleh otoritas pada masa itu.
Setelah wafatnya Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim melanjutkan perjuangan dakwahnya dan menyebarkan ajaran gurunya dengan penjelasan yang lebih luas dan rinci.
Kesamaan dan Pengaruh
Prinsip Dakwah: Keduanya menekankan pentingnya kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah dengan pemahaman generasi salaf (para sahabat, tabiin, dan tabiut tabiin).
Penentangan terhadap Bid’ah: Mereka gigih melawan praktik keagamaan yang dianggap tidak memiliki dasar syar’i.
Pengaruh Jangka Panjang: Pemikiran mereka menjadi dasar gerakan pembaruan Islam di berbagai wilayah, termasuk gerakan Salafiyah di abad-abad berikutnya.
Kedua ulama ini adalah sosok yang tidak hanya mendalam ilmunya tetapi juga tegar menghadapi ujian dalam memperjuangkan kebenaran. Karya-karya mereka masih relevan hingga saat ini, menjadi inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar