Laqadja akum rasulum


web stats

Kamis, 26 Desember 2024

Tiga Utusan Allah Shadiq, Masdhuk, dan Syam'un

Tiga Utusan Allah Shadiq, Masdhuk, dan Syam'un 

Dalam Surah Yasin ayat 14, Allah SWT berfirman:

"Ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang (utusan), lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, 'Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan (Allah) kepadamu.'”

Tafsir tentang tiga utusan tersebut:

Menurut para ulama, nama-nama tiga utusan ini tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an. Namun, berdasarkan tafsir dan riwayat-riwayat tertentu:

1. Dua utusan pertama: Dalam beberapa tafsir, disebutkan mereka adalah Shadiq dan Mashduq.

2. Utusan ketiga: Utusan yang memperkuat dua utusan sebelumnya disebut sebagai Syam'un.

Riwayat-riwayat ini banyak ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir dan tafsir-tafsir klasik lainnya. Namun, perlu dipahami bahwa ini adalah pendapat yang berasal dari cerita-cerita ahli kitab (Israiliyat) yang tidak bisa dipastikan kebenarannya.

Pelajaran dari ayat ini:

Fokus ayat ini bukan pada nama para utusan, melainkan pada misi mereka, yaitu mengingatkan kaum untuk kembali kepada tauhid dan meninggalkan kesyirikan.

Penolakan terhadap utusan Allah menjadi pengingat bahwa sikap mendustakan kebenaran membawa azab.


KISAH NABI SYAM'UN  AL GAZALI atau SAMSON 

Kisah ini berasal dari riwayat Israiliyat (cerita dari tradisi Yahudi dan Nasrani). Kisah ini tidak disebutkan dalam Al-Qur'an atau hadits sahih, tetapi sering dibahas dalam tafsir atau cerita-cerita populer. Berikut ringkasannya:

Kisah Nabi Syam’un dan Pengkhianatan Istrinya

Syam'un dikenal sebagai seorang nabi yang diberi kekuatan luar biasa oleh Allah SWT. Ia diutus kepada kaum yang durhaka untuk mengajak mereka beriman kepada Allah. Kaum tersebut sering memusuhi Syam'un karena ajarannya, tetapi tidak mampu mengalahkannya karena kekuatannya yang luar biasa.

Peran Istrinya

Menurut kisah ini, istri Syam’un diam-diam berkhianat. Para pemimpin kaum kafir memanfaatkan istrinya untuk mencari tahu rahasia kekuatannya. Dengan bujukan dan tipu daya, istrinya berhasil membuat Syam’un mengungkapkan bahwa kekuatannya berasal dari rambutnya yang panjang dan tidak pernah dipotong.

Penangkapan dan Penghinaan

Ketika Syam’un sedang tidur, istrinya memotong rambutnya dan menyerahkannya kepada kaum kafir. Syam’un yang kehilangan kekuatannya pun ditangkap, diikat, dan dihina oleh mereka. Mereka bahkan mencungkil matanya dan menjadikannya tawanan.

Akhir Kisah

Dalam penawanan, Syam’un bertobat dan memohon kepada Allah agar kekuatannya dikembalikan. Doanya dikabulkan, dan pada akhirnya, Syam’un berhasil meruntuhkan bangunan tempat kaum kafir berkumpul dengan kekuatannya, sehingga mereka semua binasa, termasuk dirinya sendiri.

Pelajaran dari Kisah Ini

1. Bahaya Pengkhianatan: Kisah ini menjadi pelajaran bahwa kepercayaan yang dikhianati dapat membawa kehancuran.

2. Kekuatan Sejati: Kekuatan bukan hanya fisik, tetapi bergantung pada keimanan kepada Allah.

3. Pengampunan Allah: Meskipun Syam’un lalai, Allah mengampuninya karena ia bertobat dengan sungguh-sungguh.

Catatan Penting:
Kisah ini berasal dari Israiliyat, sehingga tidak bisa dijadikan landasan hukum atau aqidah. Umat Islam boleh mengambil hikmah dari cerita ini selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.


Tidak ada komentar: