Laqadja akum rasulum


web stats

Selasa, 21 Januari 2025

Ciri-ciri Orang Bahagia Secara Islami

Ciri-ciri Orang Bahagia Secara Islami 


Orang bahagia sejati adalah keadaan hati yang tenang dan ridha terhadap Allah. 

Berikut beberapa kupasannya:

Keimanan yang Kokoh kepada Allah

Orang yang bahagia adalah mereka yang memiliki keyakinan penuh kepada Allah. Mereka percaya kepada-Nya, takdir-Nya, dan berserah diri sepenuhnya. 

Dalam Al-Qur'an disebutkan:"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik..." (QS. An-Nahl: 97).

Ketenangan Hati melalui Zikir

Zikir kepada Allah membuat hati menjadi tenang. Allah berfirman:"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28). 

Orang yang rajin berzikir akan merasakan kedekatan dengan Allah, sehingga hidupnya dipenuhi ketenangan batin.

Ridha terhadap Ketentuan Allah

Orang yang bahagia menerima apa pun yang Allah tetapkan, baik berupa nikmat maupun ujian. Sikap ini membuat hati bebas dari keluhan dan kekhawatiran. 

Rasulullah bersabda:"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, segala urusannya baik baginya. Jika mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, ia bersabar, dan itu juga baik baginya." (HR. Muslim).

Memiliki Akhlak yang Baik

Kebahagiaan Islami terletak pada bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain. Akhlak mulia seperti kejujuran, kasih sayang, dan kelembutan membuat seseorang bahagia karena dicintai oleh Allah dan manusia.

Menjalankan Amal Saleh

Amal saleh mendekatkan seorang Muslim kepada Allah, seperti salat, puasa, sedekah, dan membantu sesama. Orang yang istiqamah dalam amal saleh akan merasakan kebahagiaan batin karena hatinya dekat dengan Allah.

Mencintai dan Dicintai oleh Allah

Kebahagiaan hakiki datang ketika Allah mencintai seorang hamba. Dalam hadis qudsi disebutkan:"Jika Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya, penglihatannya, tangannya, dan kakinya..." (HR. Bukhari). Orang yang dicintai Allah akan merasa cukup dan puas dengan rahmat-Nya.

Kebahagiaan Islami bukan hanya tentang kenikmatan dunia, tetapi juga ketenangan hati, hubungan yang harmonis dengan Allah, dan persiapan menuju akhirat.

Menahan Amarah untuk Meraih Kebahagiaan

Dalilnya:
“Wa imma yanzaghannaka mina asy-syaithani nazghun fasta‘idz billah, innahu sami‘un ‘alim.”
(QS. Al-A‘raf: 200) Artinya:

"Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui."

Ayat ini mengajarkan cara menghadapi godaan setan, termasuk dorongan untuk marah. Amarah adalah emosi alami, tetapi jika tidak dikendalikan, dapat merusak hubungan sosial dan ketenangan batin. Setan sering memanfaatkan kelemahan ini untuk memecah belah manusia dan menjauhkan dari kebahagiaan.

Poin Penting:

  • Menahan Amarah sebagai Bentuk Ibadah: Menahan amarah bukan hanya menunjukkan kedewasaan, tetapi juga menjadi bentuk ibadah karena mematuhi perintah Allah.
  • Mencari Pertolongan Allah: Dengan berlindung kepada Allah, seorang Muslim memohon kekuatan agar dapat mengendalikan dirinya dari dorongan negatif.
  • Kebahagiaan Datang dari Kendali Diri: Ketika amarah dapat diredam, seseorang lebih mudah merasa damai, tidak menyesali perbuatannya, dan tetap menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
“Bukanlah orang yang kuat itu yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa kemampuan menahan amarah adalah salah satu kunci kebahagiaan sejati, karena seseorang yang dapat mengendalikan emosinya akan lebih bijak dalam bertindak dan memperoleh ketenangan jiwa.


Tidak ada komentar: