Laqadja akum rasulum


web stats

Minggu, 16 Februari 2025

JANGAN MAU DIATUR HAWA NAFSU

JANGAN MAU DIATUR HAWA NAFSU

seseorang yang mampu mengendalikan nafsu dan meninggalkan kesewenang-wenangan akan mencapai derajat yang tinggi seperti malaikat, sedangkan jika ia mengikuti hawa nafsunya, ia akan jatuh ke tingkat yang lebih rendah, bahkan seperti binatang.

Ayat Qur’an yang Berkaitan

1, QS. Al-A’raf (7): 179

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan banyak dari jin dan manusia untuk (masuk) neraka. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka memiliki mata tetapi tidak diperguna kannya untuk melihat (tan da-tanda kebesaran Allah), dan mereka memiliki telinga tetapi tidak diperguna kannya untuk mendengar (kebenaran). Mereka itu seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."

Ayat ini menjelaskan bahwa manusia yang tidak menggunakan akalnya untuk kebaikan dan hanya mengikuti hawa nafsunya akan lebih rendah dari binatang.

2, QS. Al-Furqan (25): 43-44

"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah engkau (Muhammad) dapat menjadi pelindungnya? Ataukah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya."

Ayat ini menegaskan bahwa manusia yang diperbudak oleh hawa nafsu akan kehilangan arah dan lebih sesat daripada hewan.

Hadis yang Berkaitan

1, Hadis Riwayat Ahmad (6494)

"Orang yang cerdas adalah bisa menundukkan nafsu nya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah."

Hadis ini mengajarkan bahwa orang yang bisa menahan keinginan buruknya adalah orang yang benar-benar bijaksana.

2, Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim

"Tidaklah seseorang di antara kalian beriman dengan sempurna sampai hawa nafsunya mengikuti ajaran yang aku bawa."

Menahan hawa nafsu dan mengikuti ajaran Rasulullah saw akan membawa manusia kepada kemuliaan.

KISAH INSPIRATIF

Umar bin Abdul Aziz, Khalifah yang Meninggalkan Kekuasaan Duniawi

Salah satu kisah inspiratif yang mencerminkan makna dari ungkapan ini adalah kisah Umar bin Abdul Aziz, khalifah Bani Umayyah yang dikenal sebagai pemimpin adil dan zuhud.

Ketika diangkat menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz menolak segala kemewahan yang diberikan kepadanya. Ia mengembalikan harta kekayaan istana ke baitul mal dan hidup sederhana seperti rakyat biasa. Bahkan, ia menolak menggunakan penerangan istana untuk kepentingan pribadi karena itu adalah fasilitas negara.

Dalam kepemimpinannya, Umar bin Abdul Aziz mengutamakan keadilan dan menolak nepotisme. Ia berkata:

"Sesungguhnya aku diangkat menjadi pemimpin bukan untuk menikmati dunia, tetapi untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan umat."

Berbeda dengan banyak penguasa yang mempertahankan kekuasaan dengan keserakahan, Umar justru menggunakannya untuk kemaslahatan rakyat dan meninggalkan kemewahan duniawi. Inilah yang menjadikannya setara dengan para malaikat dalam hal ketaatan dan kemuliaan.

Kesimpulan

  • Orang yang meninggalkan kekuasaan duniawi dan hawa nafsu akan mencapai derajat yang tinggi seperti malaikat.
  • Orang yang mengejar hawa nafsunya tanpa batas akan jatuh lebih rendah dari binatang.
  • Ayat dan hadis menegaskan bahwa manusia diberi akal untuk mengendalikan nafsu, bukan diperbudak olehnya.
  • Kisah Umar bin Abdul Aziz menunjukkan bahwa meninggalkan kekuasaan demi keadilan adalah jalan menuju kemuliaan.

Tidak ada komentar: