JIKA UMAT ISLAM TAK BERPOLITIK, SIAPA YANG MENJAGA NEGERI INI?
“Kalau orang baik tidak mau masuk politik, maka jangan salahkan kalau politik dikuasai oleh orang-orang yang tidak baik.”(Buya Hamka)
Ketika umat Islam menganggap politik sebagai urusan duniawi yang kotor dan menjauh darinya, yang terjadi adalah kekuasaan berpindah tangan kepada mereka yang tidak takut kepada Allah dan tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Akibatnya, hukum dibuat berdasarkan kepentingan, bukan keadilan. Rakyat dibiarkan menderita, dan moral bangsa terpuruk.
Padahal Islam adalah agama yang menyeluruh (syamil)—tidak hanya mengatur ibadah pribadi, tetapi juga sistem sosial, ekonomi, dan politik. Al-Qur’an berbicara tentang kepemimpinan, hukum, dan amanah kekuasaan.
VISI POLITIK ISLAM: BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR
Allah SWT berfirman:
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi..." (QS. Al-A’raf: 96)
Inilah visi tertinggi politik Islam: baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur—sebuah negeri yang baik dan dirahmati Tuhan Yang Maha Pengampun (QS. Saba: 15). Negeri seperti ini hanya terwujud bila pemimpinnya beriman, rakyatnya bertakwa, dan sistemnya berlandaskan wahyu.
AKIBAT JIKA UMAT ISLAM MENGHINDAR DARI POLITIK
1. Hukum tak lagi bersumber pada wahyu.
“Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Ma’idah: 45)
2. Moral masyarakat rusak karena tak ada kontrol ilahi.
Sistem sekuler melahirkan kebijakan yang mengikis nilai-nilai akhlak, dari pendidikan sampai media.
3. Rakyat menjadi korban ketimpangan dan korupsi.
Umat Islam hanya menjadi penonton saat kebijakan tak berpihak pada keadilan sosial.
4. Umat kehilangan pengaruh di negeri sendiri.
Kekuasaan kosong dari nilai ilahi hanya melahirkan kerakusan.
KUTIPAN TOKOH & ULAMA TENTANG POLITIK ISLAM
Imam Al-Ghazali:
“Agama dan kekuasaan adalah saudara kembar. Agama adalah pondasi, dan kekuasaan adalah penjaganya. Sesuatu yang tidak memiliki penjaga akan hancur, dan penjaga tanpa pondasi akan runtuh.”
Syekh Yusuf Al-Qaradawi:
“Meninggalkan politik bagi umat Islam berarti menyerahkan kepemimpinan kepada orang-orang yang tidak peduli terhadap agama.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar