POLITIK ISLAMI: ANTARA AMANAH DAN KEADILAN
1. QS. An-Nisa: 58
"Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak..."
Uraian:
Ayat ini adalah prinsip utama dalam politik Islam. Kepemimpinan adalah amanah besar yang harus diberikan kepada orang yang berhak dan mampu, bukan karena suku, uang, atau kekuasaan.
2. QS. An-Nisa: 58 (lanjutan)
"...dan apabila kalian memutuskan perkara di antara manusia, putuskanlah dengan adil."
Uraian:
Keadilan adalah fondasi kepemimpinan. Dalam Islam, penguasa harus menegakkan hukum dengan adil, tidak berat sebelah, dan tidak tunduk pada kepentingan pribadi atau kelompok.
3. QS. Shad: 26
"Wahai Dawud, sesungguhnya Kami jadikan engkau khalifah di bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan kebenaran."
Uraian:
Ayat ini menegaskan bahwa pemimpin (khalifah) adalah wakil Allah dalam mengatur bumi. Tugas utamanya bukan mencari kuasa, tapi menegakkan kebenaran dan keadilan.
4. Hadis (HR. Bukhari & Muslim)
"Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya."
Uraian:
Kepemimpinan dalam Islam bersifat tanggung jawab, bukan hak istimewa. Seorang pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya di hadapan Allah.
5. Hadis (HR. Bukhari & Muslim)
"Janganlah kamu meminta kepemimpinan. Jika diberi karena permintaanmu, kamu akan ditinggalkan. Tapi jika diberi tanpa memintanya, kamu akan ditolong oleh Allah."
Uraian:
Islam mencegah ambisi kekuasaan yang tidak tulus. Jabatan seharusnya diberikan kepada yang layak dan ikhlas, bukan kepada mereka yang mengejarnya demi kepentingan pribadi.
6. Hadis (HR. Bukhari & Muslim)
"Tujuh golongan mendapat naungan Allah di hari tiada naungan selain naungan-Nya, salah satunya adalah pemimpin yang adil."
Uraian:
Keadilan seorang pemimpin sangat tinggi nilainya di sisi Allah. Dalam kondisi sulit, kepemimpinan yang adil menjadi sumber rahmat bagi masyarakat.
7. QS. Hud: 113
"Dan jangan condong kepada orang-orang zalim, nanti kalian disentuh api neraka."
Uraian:
Umat Islam dilarang mendukung kezaliman, termasuk dalam politik. Memilih atau membiarkan pemimpin zalim berkuasa berarti ikut menanggung dosanya.
8. Hadis (HR. Bukhari & Muslim)
"Siapa yang memimpin rakyat lalu menipu mereka, maka Allah haramkan surga baginya."
Uraian:
Kepemimpinan yang menipu rakyat adalah pengkhianatan besar dalam Islam. Akibatnya bukan hanya di dunia, tapi juga siksaan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar