Laqadja akum rasulum


web stats

Minggu, 19 Oktober 2025

cerpen Doa Dan Ampunan Di Rumah

Doa Dan Ampunan Di Rumah


Pagi itu, rumah kami terasa berbeda. Tidak ada suara, tak ada percakapan. Hanya lantunan ayat Al-Qur’an dari ruang tengah yang menembus lembut ke dada. Suara istriku sedang membaca Surah Yasin setelah Subuh, sementara aroma kopi hitam perlahan mengisi udara.

Saat itulah aku sadar, inilah ketenangan yang dulu aku cari ke mana-mana. Bukan di luar rumah, bukan dalam harta, tapi dalam rumah yang diisi doa dan pengampunan.

Allah berfirman:

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu kasih dan sayang.”(QS. Ar-Rum: 21)

Ayat ini terasa hidup di depan mataku. Kasih sayang bukan hanya kata-kata indah di surat nikah, tapi rasa tenteram yang tumbuh dan saling memaafkan. 

Aku teringat sabda Rasulullah saw:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.”(HR. Tirmidzi)

Sejak itu, aku bertekad menjadikan rumah ini tempat pengampunan, bukan penghakiman. Setiap kesalahan yang kecil tidak perlu diperbesar, dan setiap kebaikan kecil harus dihargai. 

Aku lalu membaca,

“Rabbi habli minash-shalihin.”(Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku keturunan yang saleh.(QS. As-Saffat: 100) 

Istriku menimpali dengan doa pelan,“Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun, waj‘alna lil muttaqina imama.”(Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan yang menyejukkan hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang bertakwa.) QS. Al-Furqan: 74

Doa itu menjadi jantung rumah kami. Ia mengalirkan ketenangan di rumah. 

Pernah suatu hari, anak kami sakit. Istriku panik, aku pun cemas. Tapi di tengah kepanikan, aku melihatnya menengadahkan tangan dan berbisik pelan,

“Hasbunallahu wa ni‘mal wakil.”(Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Dia sebaik-baik pelindung.)


Aku menatapnya lama. Di saat itu aku sadar — ternyata keimanan istri bisa menjadi benteng terkuat di rumah tangga.

Rumah kami memang sederhana. Tapi setiap sudutnya memantulkan cahaya doa. Dan di situlah aku mengerti makna sabda Nabi saw: 

“Apabila rumah-rumah kalian dibacakan Al-Qur’an, maka akan luaslah penghuninya, dihindarkan dari gangguan setan, dan bercahaya bagi langit seperti bintang bagi penduduk bumi.”(HR. Ad-Dailami)

Malam ini, setelah semua tertidur, aku berjalan ke teras. Angin lembut menyentuh wajahku. Aku memandang ke langit dan berbisik dalam hati:

“Ya Allah, jagalah rumah ini. Jadikan ia taman-Mu yang kecil, tempat cinta tumbuh bersama iman.”

Karena aku tahu — surga yang dijanjikan di akhirat itu dimulai dari rumah yang dihidupkan dengan doa, sabar, dan saling memaafkan di dunia.

Tidak ada komentar: