Laqadja akum rasulum


web stats

Jumat, 24 Januari 2025

Kikir Sebetulnya Tidak Ada, jika Kikir Ada Berarti Kita Masih Berharap"

Kikir Sebetulnya Tidak Ada, jika Kikir Ada Berarti Kita Masih Berharap"

Hal ini dapat dikaji lebih dalam berdasarkan dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis serta pandangan ulama mengenai sifat kikir (bakhil) dalam kaitannya dengan sikap berharap kepada Allah dan makhluk. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

Pemahaman Kikir dalam Islam

Dalam Islam, kikir atau bakhil didefinisikan sebagai sifat enggan memberikan hak kepada orang lain atau enggan menginfakkan harta yang semestinya diberikan di jalan Allah. Allah mengecam sifat ini karena bertentangan dengan rasa tawakal dan syukur kepada-Nya.

Allah berfirman:
"Dan orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir, serta menyembunyikan karunia yang Allah berikan kepada mereka, Kami telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu." (QS. An-Nisa: 37).
Ayat ini menunjukkan bahwa kikir adalah sifat tercela yang mendatangkan murka Allah. Sifat kikir lahir dari kurangnya keimanan dan ketidakpercayaan terhadap janji Allah.

Mengapa Kikir Berkaitan dengan Harapan?

Orang yang kikir pada dasarnya adalah orang yang terlalu berharap pada dunia dan takut kehilangan harta. Padahal, Islam mengajarkan bahwa rezeki adalah milik Allah, dan harta yang kita keluarkan di jalan Allah akan diganti dengan lebih baik. 

Firman Allah:
"Apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik." (QS. Saba: 39).

Jika seseorang menyadari bahwa Allah adalah pemberi rezeki yang sejati, maka sifat kikir tidak akan muncul, karena ia yakin bahwa harta yang ia keluarkan tidak akan sia-sia.

Dalil yang Menguatkan Harapan Hanya kepada Allah

  1. Tawakal kepada Allah
    Sifat kikir bertentangan dengan tawakal (berserah diri) kepada Allah. Rasulullah saw bersabda:
    "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung, yang pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi). Orang yang tawakal kepada Allah tidak akan takut kehilangan harta karena ia yakin Allah akan mencukupi kebutuhannya.

  2. Harta yang Dikeluarkan Tidak Akan Hilang
    Rasulullah saw bersabda:
    "Harta tidak akan berkurang karena sedekah, dan Allah akan menambahkan kemuliaan kepada seorang hamba yang memaafkan orang lain. Dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah melainkan Allah akan mengangkatnya." (HR. Muslim).
    Hadis ini menegaskan bahwa sifat kikir muncul dari salah paham bahwa memberi akan mengurangi harta, padahal justru sebaliknya.

Pandangan bahwa Kikir Tidak Ada

Jika seseorang benar-benar yakin kepada Allah dan memahami bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya, maka SIFAT KIKIR SEHARUSNYA TIDAK ADA. Hal ini karena kikir muncul dari rasa takut kehilangan dan kurangnya kepercayaan pada Allah. 

Namun, saat seseorang masih merasa "berharap" kepada harta atau makhluk selain Allah, sifat kikir bisa muncul. 

Firman Allah:
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah." (QS. Al-Lail: 5-7).

Sebaliknya, mereka yang enggan memberi (kikir) akan dipersulit:
"Dan adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak butuh kepada Allah), serta mendustakan pahala yang terbaik, maka Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar." (QS. Al-Lail: 8-10).

Kesimpulan

SIFAT KIKIR sebenarnya BERAKAR pada KURANG NYA KEIMANAN KEPADA ALLAH

Jika seseorang sepenuhnya berharap kepada Allah, sifat kikir tidak akan ada, karena ia sadar bahwa semua yang dimiliki hanyalah titipan dan pemberian dari-Nya. 

Dengan demikian, semakin besar tawakal dan rasa syukur seseorang, semakin jauh ia dari sifat kikir. 

Kikir hanya muncul ketika hati masih bergantung pada dunia, bukan pada Allah. Maka, tugas kita adalah memperkuat keyakinan bahwa rezeki sepenuhnya diatur oleh Allah dan berusaha menjadi hamba yang dermawan sebagai wujud syukur dan keyakinan kepada-Nya.

Tidak ada komentar: