Laqadja akum rasulum


web stats

Senin, 13 Oktober 2025

Ketika Amal Diuji di Ujung Waktu

Ketika Amal Diuji di Ujung Waktu

Akan datang satu detik,
di mana lidah kelu, mata terpejam, dan dada terasa berat.
Detik itulah yang menyingkap siapa kita sebenarnya.

Di saat itu, bukan gelar yang menolong, bukan sanjungan, bukan tumpukan harta yang dulu kita banggakan.
Yang berdiri tegak hanyalah iman yang tulus dan amal yang ikhlas.

Berapa banyak orang tampak saleh di mata manusia,
tapi hatinya rapuh saat maut menyapa.

Dan berapa banyak yang dulu jauh dari masjid,
namun Allah lembutkan hatinya di akhir hidupnya,
hingga wafat dalam sujud dan kalimat La ilaha illallah.


Kematian itu bukan akhir,
ia adalah gerbang untuk melihat hasil dari hidup yang kita jalani.
Apa yang kita tanam di dunia, itulah yang kita tuai di alam kekal.

Iman adalah AKAR, Islam adalah BATANG, amal adalah BUAHNYA.
Jika salah satu layu, pohon itu takkan memberi bayang di hari panas neraka.

“Barang siapa menghadap Allah dengan hati yang bersih,maka dialah yang akan selamat.”(QS. Asy-Syu’ara: 89)


Maka, sebelum napas kita benar-benar berhenti,
mari bersihkan hati dari sombong, dari iri, dari selingkuh yang halus di hati —
yakni ketika cinta dunia menyingkirkan cinta kepada Allah.

Hidup ini singkat, tapi bisa panjang jika diisi makna.
Mati itu pasti, tapi bisa indah jika disambut dengan iman.


Dan ketika semuanya telah usai, semoga malaikat berkata lembut di telinga kita:

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai.”(QS. Al-Fajr: 27–28)werr

Karena hidup bukan soal berapa lama kita bernapas,
tapi seberapa dalam kita beriman.


Dan jika iman tetap menyala hingga hembusan terakhir,
itulah kemenangan yang sejati. Shallallahu ala muhammad Shalallahu alaihi wassalam. 

#MenujuAkhirYangIndah
#HidupUntukAllah
#ImanHinggaAkhirw



Tidak ada komentar: