Saat Fajar Membisikkan Tauhid
Subuh baru saja berlalu.
Langit Timur berpendar lembut, seolah membisikkan rahasia:
“Hidup ini hanya sebentar, tapi bisa abadi bila dijalani dengan iman.”
Embun menetes di ujung daun kebun kecil belakang rumah,
seperti air mata alam yang ikut berdzikir.
Udara pagi membawa pesan halus:
jangan sia-siakan waktu yang Allah beri untuk menanam bekal kembali kepada Alloh.
Setiap kali kita sujud, sejatinya kita sedang belajar cara pulang untuk menghadap-Nya.
Setiap kali kita berdzikir, kita sedang mengetuk pintu langit,
meminta agar kelak, saat napas terakhir tiba,
lidah ini masih sanggup dan mampu mengucap: La ilaha illallah.
Iman di hati menenangkan hidup. Islam di amal memuliakan mati.
Dua hal itulah CAHAYA yang menuntun langkah dari fajar pertama hingga senja terakhir.
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia beramal saleh dan tidak mempersekutukan seorang pun dalam ibadah kepada-Nya.”(QS. Al-Kahfi: 110)
Semoga pagi ini menjadi saksi bahwa kita masih ingin memperbaiki diri,
MASIH INGIN HIDUP DALAM IMAN, DAN MATI DALAM ISLAM.
#RenunganPagi
#DzikirSubuh
#HidupDalamImanMatiDalamIslam
#CahayaFajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar