Ruh yang Disambut Wangi Surga
Begitu ruh orang beriman keluar dari jasadnya,
bumi bergetar lembut seolah berkata,
"Selamat jalan, wahai hamba yang pernah sujud di atasku."
Langit terbuka,
malaikat turun berbaris membawa kain putih dari surga,
diselimuti wangi kasturi yang menenangkan.
Ruh itu dipanggil dengan nama terbaiknya di sisi Allah: “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”(QS. Al-Fajr: 27–30)
Malaikat rahmat tersenyum menyambut,
membisikkan kata yang selama ini ia rindukan:
"Beristirahatlah, wahai ruh yang bersih.
Sujudmu di dunia telah menyalakan cahaya di kuburmu."
Lalu ruh itu dibawa ke langit pertama.
Para malaikat bertanya,
"Ruh siapakah ini yang begitu harum baunya?"
Dijawab oleh malaikat pembawa ruh:
"Inilah ruh hamba Allah yang di dunia tak pernah meninggalkan shalat."
Setiap langit yang dilewati membuka pintunya dengan salam, hingga sampai ke langit ketujuh,
dan Allah berfirman:“Tulislah namanya dalam ‘Illiyyin —kitab catatan para hamba yang dimuliakan.”
Sementara tubuhnya yang di bumi dibaringkan,
kuburnya dilapangkan sejauh mata memandang.
Sebuah jendela surga dibuka,
dan dari sana mengalir wangi lembut yang menenangkan.
Ruh itu berkata,
"Ya Rabbi, segerakanlah kiamat, agar aku kembali kepada keluargaku di surga."
Itulah buah dari shalat yang tak pernah ditinggalkan,
dari dzikir yang tak putus di waktu lapang dan sempit.
Ia tidak kaya harta, tapi kaya amal.
Tidak tinggi jabatan, tapi tinggi di sisi Tuhan.
Wahai sahabat FB-ku,
jika ingin disambut harum surga, jangan biarkan waktu shalat berlalu tanpa sujud.
Karena setiap rakaat adalah undangan menuju ridha Allah,
dan setiap sujud adalah tapak menuju taman akhirat.
Semoga saat napas terakhir kita datang, yang tersisa hanyalah senyum lembut dan kalimat:
“Lā ilāha illallāh, Muhammadur Rasūlullāh.”
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar